Gus Rozin Beri Tiga Pertimbangan Untuk Pendirian Lembaga SMP-SMA Mathaliul Falah

 

Gagasan pendirian SMP-SMA unggulan Mathaliul Falah terus dilakukan penggodokan oleh Pengurus Pusat Keluarga Mathaliul Falah (PP KMF) melalui beberapa diskusi dan FGD. FGD ketiga dilakukan di kampus IPMAFA yang dihadiri perwakilan dari empat kelembagaan yakni Yayasan Nurussalam, Perguruan Islam Mathaliul Falah  (PIM), IPMAFA dan PP KMF itu sendiri, Jumat (28/7/2023). FGD ini menjadi bagian dari rangkaian kegiatan Mathole' Fest untuk memperingati haul Mbah Ahmad Mutamakkin Kajen. 

Dalam kesempatan itu, Gus Rozin menyampaikan bahwa ada 3 hal yang patut dipertimbangkan terkait pendirian lembaga pendidikan SMP-SMA Pesantren Mathaliul Falah sebagai berikut:
  1. Pertimbangan pertama adalah pendirian SMP-SMA ini harus memiliki tujuan memperluas medan khidmah Mathaliul Falah. Jika selama ini penguatan keilmuan yang dilakukan berkaitan dengan ilmu agama (tafaqquh fiddin), maka dengan adanya lembaga pendidikan umum berbasis sains dapat menjangkau sasaran dakwah yang lebih luas. Dengan demikian manfaat yang akan diperoleh juga semakin besar.
  2. Pertimbangan kedua adalah penyebarluasan nilai-nilai moderasi atau yang disebut fikrah an nahdliyah. Meski PIM termasuk lembaga pendidikan salaf dan tradisional, alumni PIM memiliki paradigma berfikir yang moderat / tawassuth. Kehadiran SMP-SMA ini diharapkan dapat mensupport laju nilai-nilai tersebut.
  3. Pertimbangan ketiga adalah dengan dibukanya lembaga SMP-SMA unggulan ini artinya PIM diharapkan dapat melayani dan menjangkau segmen kelas menengah ke atas. Segmen ini mencakup mereka yang memiliki latar belakang agama atau pesantren.
Beberapa poin di atas menjadi pertimbangan penting dalam mengkonsep model sekaligus lokasi pendirian lembaga tersebut. Pendirian lembaga pendidikan baru dari PIM harus didasarkan pada feasibility study agar nantinya dapat diimplementasikan dengan baik dan bermanfaat secara maksimal. 

Gus Rozin juga menyinggung terkait status legalitas lembaga yang nanti akan digunakan. Harapannya lembaga nanti adalah lembaga otonom yang memiliki kebijakan dan tatakelola sendiri tetapi tetap terhubung kepada pusat yakni Madrasah Mathaliul Falah. 

Tentu semua ini akan memiliki tantangan-tantangan yang akan dihadapi, seperti bagaimana menerjemahkan konsep sholeh akrom yang relevan karena nilai-nilai yang dikandung bisa ditafsirkan secara berbeda-beda. Nantinya konsep sholeh-akrom juga harus dapat diterjemahkan secara tepat.