Bukber KMF Jakarta dan Ngaji Kitab Kuning Salafiyyah bersama KMF Jakarta Lintas Generasi

 



Tangerang Selatan - Pada Senin (18/3/2024), Keluarga Mathali'ul Falah (KMF) Jakarta mengadakan kegiatan Safari Ramadan. Kegiatan tersebut menjadi salah satu agenda rutin tahunan yang diselenggarakan oleh KMF Jakarta pada bulan Ramadan tiba sebagai bentuk silaturrahim antar anggota.

Buka bersama menjadi salah satu momen yang paling dinanti-nanti ketika puasa. Adapun beberapa rangkaian acara yang dilakukan ketika safari ramadhan sebelum buka puasa adalah khataman dan ngaji kitab. 

Selain kegiatan bukber, kali ini KMF Jakarta juga menggelar kegiatan ngaji kitab "Salafiyah marhalah zamaniyyah mubarokah laa madzhab Islami" karya Dr. Muhammad Sa'id Ramadhan Al-Buthi.

Kitab tersebut mengulik dan mengkaji pembahasan paham salafi. Pengajian tersebut diampuh langsung oleh K.H. Sholahuddin Al-Ayyubi. 

Kitab Salafiyah menjadi salah satu pilihan kitab kuning yang dipilih oleh Kiai Ayyub untuk dikaji bersama karena dinilai sangat relevan dengan kehidupan kita. Kitab tersebut juga berguna menghindari perspektif-perspektif yang salah mengenai pemahaman salafi itu sendiri. 

Penyelenggaraan ngaji kitab tersebut berlangsung di kediaman K.H. Sholahuddin Al-Ayyubi di Depok Jawa Barat. Kegiatan tersebut diikuti oleh 50 anggota KMF Jakarta dari berbagai lintas generasi.

Dalam kegiatan tersebut, Senior KMF Jakarta, Muhammad Dawam mengatakan, cara yang paling relevan dalam memahami makna salafiyyah atau paham salafi adalah dengan melalui aspek sejarah.

Menurutnya, paham salafi bukanlah dimaknai sebagai sekte dalam Islam. Jika Salafi dimaknai sebagai sekte dalam Islam, kata dia, akan menimbulkan kedangkalan dalam berfikir

"Jika salafi dimaknai sekte dalam Islam maka akan menimbulkan kedangkalan berfikir sehingga dapat menimbulkan aktivitas-aktivitas yang tidak tepat seperti gerakan radikalisme dan ekstremisme," kata beliau. 

Pak Dawam selaku densus kompolnas juga berharap, santri harus memiliki kepekaan analitis dan memberikan pemahaman keagamaan yang utuh kepada masyarakat. Dengan hal itu, kata Pak Dawam, pemahaman keislaman masyarakat tidak direduksi dengan paham-paham yang menyimpang. 

Penulis : Iklyma Syifaul F.