![]() |
Foto Bersama anggota KMF Jakarta dengan Bapak KH. Zulfa Musthofa (Wakil Ketua Umum PBNU) |
Senin, 24 Maret 2025. KMF Jakarta telah melakukan kegiatan sharing session. Kegiatan tersebut diinisiasi oleh anggota KMF Jakarta angkatan 2023, dan merupakan salah satu bentuk pengimplementasian dawuh sesepuh KMF Jakarta, Bapak K.H. Zulfa Mustofa. Beliau berpesan kepada KMF Jakarta untuk menghidupkan kegiatan diskusi dan kegiatan positif lainnya, karena Al-‘ilmu bi At-talaqqi au bi At-talqi. Ilmu itu bisa berupa belajar dengan seorang guru atau menjadi pengajar. Anak Mathole’ tidak hanya harus baik dalam pengelolaan Organisasi, tapi juga keilmuan yang tabakhur (menguasai secara mendalam layaknya lautan). Hal tersebut disampaikan pada saat acara silaturrahmi dan penutupan safari Ramadhan di kediaman beliau, satu hari sebelum kegiatan ini berlangsung.
Sharing session yang bertema “Menilik
kembali pola pikir dan cara belajar di tanah Rantau” itu membahas tentang
hal-hal yang seharusya kita lakukan di perantauan, apa yang harus dipertahankan
dan diperbaiki.
![]() |
Sharing Session KMF Jakarta |
Kegiatan sharing session tersebut menjadi ajang
diskusi bagi Anggota KMF Jakarta. Dalam kegiatan tersebut, Anggota sangat aktif
dalam menyampaikan beberapa pengalaman, perspektif, dan sanggahan mereka
terhadap apa yang disampaikan pemantik atau peserta lainnya. Muhammad
Jalaluddin Kamil, selaku pemantik dalam kegiatan tersebut mengatakan bahwa ada
beberapa perbedaan pola pikir tentang kehidupan di daerah asal dan di tanah
perantauan. Hal tersebut ia kemukakan berdasarkan pengamatan dan pengalamannya
selama tinggal di perantauan ini. Mengenai perbedaan pola pikir tersebut, Fathi
Ainurrrabbani yang juga merupakan pemantik dalam kegiatan tersebut, menegaskan
bahwa ada 4 poin yang perlu ditegaskan dalam diri kita selama tinggal di
perantauan ini.
Poin yang pertama, menyesuaikan pola
pikir. Kita sebagai perantau, harus terbuka terhadap berbagai perubahan dengan
tetap berpegang teguh pada kemandirian dan tanggung jawab kita. Selain itu,
kita juga harus tetap harus berfikir jangka panjang. Bahwa jangan hanya fokus
pada kesulitan sesaat. Lihat merantau sebagai investasi masa depan, apapun yang
kita lakukan saat ini harus bisa memberikan dampak positif bagi diri sendiri
atau orang lain.
Poin yang kedua, Membangun cara belajar
yang efektif melalui pengalaman, komunitas atau mentor, dan kedisiplinan waktu.
Di perantauan ini, kita banyak belajar dari pengalaman. Maka, kesalahan adalah
bagian dari sebuah pembelajaran, bukan benih dari sebuah kegagalan.
Poin ketiga, Menjaga keseimbangan hidup.
Ada hal baik yang perlu untuk terus dijaga, tapi tak meninggalkan hal buruk
juga untuk tetap dihindari. Sekali dua kali boleh melakukan kesalahan kecil,
namun dalam kesengajaan itu, perlu ada hal baik yang dapat dilakukan untuk
memperbaiki atau mengimbagi kesalahan tersebut . Termasuk menjaga keseimbangan
hidup yaitu dengan mengelola kesehatan fisik dan mental. Jangan sampai ambisi
di tanah rantau malah merusak diri kita sendiri.
sebagai anak rantau harus mempunyai mental yang
kuat. Menjauh bukan berarti akan menjadikan kita semakin lemah, justru dengan
menjauh akan menjadikan kita semakin kuat. Banyak tantangan yang akan dihadapi
di tanah rantau, baik itu dari segi sosial (lingkungan dan budaya baru),
perekonomian, atau lainnya. Maka dari itu, kita harus pandai-pandai menjaga emosional
kita. Karena ketika kita lelah secara emosional, kita akan cenderung
memiliki mentaldown, yaitu berupa gangguan mental ataupun fisik.
Poin keempat, Memanfaatkan kesempatan.
Banyak kesempatan yang kita dapatkan di perantauan. Namun terkadang kita tidak
sadar akan kesempatan tersebut, dan tidak bisa memanfaatkannya. Seperti halnya
relasi dalam sebuah Organisasi atau sejenisya. Dalam kegiatan KMF Jakarta
sendiri, kita sering bertemu senior-senior yang telah sukses dibidangnya. Hal
tersebut dapat kita manfaatkan untuk menggali lebih dalam ilmu-ilmu atau
pengalaman dari beliau. Termasuk kesempatan-kesempatan dalam berkarier dan
kehidupan sosial lainnya.
Diharapkan sesi diskusi ini akan tetap berlanjut. Karena dengan diadakannya kegiatan sharing session ini, bukan hanya pengalaman yang akan kita dapatkan, tapi juga kebermanfaatan. Wallahualam.
Penulis: Jazilatul Muna