KMF Luncurkan Buku Anak Islami "Guru-Guru Umat", Ceritakan Teladan Ulama Kajen

KH. Ahmad Ismail Subakir saat launching dan bedah buku Guru-Guru Umat di Gedung Aula PIM Banat Kajen Margoyoso Pati, Sabtu 5 Juli 2025. 



KMF.OR.ID-Buku menjadi salah satu media untuk mewariskan gagasan kepada generasi selanjutnya, sebagaimana yang dilakukan Pengurus Pusat KMF Divisi Literasi, Seni, dan Budaya yang merilis buku "Guru-Guru Umat," Sabtu 5 Juli 2025. 


Acara yang digelar di aula lantai 2 Perguruan Islam Mathali'ul Falah (PIM) Kajen, Margoyoso, Pati ini mengundang kepala sekolah TK/RA, MI/SD di Kajen, alumni, dan siswi PIM. 


Buku yang menceritakan sesepuh kajen, bisa menjadi inspirasi bagi anak-anak dan bermanfaat bagi orang lain, karena berisi tentang cerita cerita ulama dari kajen.


“Kesuksesan seorang murid ada peran guru dari dhohir maupun batin," ungkap Wakil Direktur PIM, Muhammad Wahib Asnawi, Lc.


Anak-anak sekarang pakai nalar mediatic, dan buku ini menghadirkan anak-anak untuk dibaca dan mengurangi anak-anak untuk bermain gadget. "Ini merupakan buku seri pertama dan ada tiga tokoh ulama di dalamnya," ucap Sekjen PP KMF, Alfoe Niam Alwi.

Pembanding Buku KH. Ahmad Ismail Subakir (kanan) Wakil Direktur PIM Muhammad Wahib Asnawi, Lc (tengah), Sekjen PP KMF Alfoe Niam Alwi (kiri), saat menghadiri bedah buku.



"Buku ini adalah buku biografi untuk anak, banyak biografi yang diperuntukkan untuk remaja dan buku ini adalah buku biografi untuk anak-anak," ujar penulis buku Liza Samcha.


Buku ini menggambarkan Kyai Abdussalam dan Kyai Nawawi, dan dilanjutkan oleh Kyai Mahfud Salam. Mbah Mahfud ini mempunyai sifat disiplin dan tegas. Kyai Nawawi dijuluki dengan sebutan Bambu Runcing. 


KH. Ahmad Ismail Subakir menceritakan riwayat Kyai Abdussalam yang patut diteladani. 


"Mbah Salam kalo terkait dengan ngaji luar biasa semangatnya, mbah Salam tetap berpegang teguh, tapi membantu istri tetap nomer satu (kewajiban). Ada cerita dari mbah Nafi’, Suatu hari istri beliau tidak mempunyai kayu bakar, dan mbah Salam tau istrinya tidak mempunyai kayu bakar dan mbah Salam meliburkan ngaji-nya karena membantu istrinya adalah kewajiban yang lebih Utama," ungkap Kyai Ismail.


Adapun Mbah Nawawi terkenal tawadhu', dan alim. Saat di Zaman Belanda beliau dibuang di sungai tetapi beliau tidak meninggal.


Mbah Mahfud dalam riwayatnya, merupakan sosok yang sangat disiplin. Beliau menasehati bukan hanya menasehati tapi dengan perlakuan juga, dan beliau sangat disiplin dengan waktu. Beliau ketika di Mekkah menggunakan nama samaran yakni Munawwir. Kalo istrinya menanak nasi, anak anak beliau tidak memperbolehkan anak-anak beliau mengambil nasinya terlebih dahulu, tapi istrinya yang harus lebih dulu mengambilkan beliau nasi. Itu adalah cara beliau agar anak-anak mereka disiplin, anak-anak beliau menjadi tokoh semua, di Lasem, Jepara, dan sebagainya.


"Inti dari semuanya adalah kita harus menganut keteledanan beliau," ungkap KH. Ismail. 



Pada sesi pertanyaan, Liza menambahkan tips menumbuhkan minat membaca buku untuk anak-anak. 


"Yang pertama, adalah dari orang tua, karena anak akan menganut orang tuanya, kalau kita melarang, kita harus melarang diri kita sendiri. Dan paksa diri kita untuk membaca buku dan biasakan anak kita untuk membaca buku walaupun itu masih didalam perut," pungkasnya.