Ning Muhim Nailul Ulya, Ning Nadia Abdurrahman, Mas Jay Akhmad |
Kajen, 5
Juli 2025 - YouthSpace #15, bagian dari rangkaian Mathole’ Fest, sukses
menyelenggarakan diskusi inspiratif bertajuk "Gen-Z Berdaya: Ngaji
Kesetaraan & Kemandirian di Tengah Digital Life" Acara yang
berlangsung di Aula Kampus IPMAFA Pati ini dihadiri 200 peserta dan
menghadirkan tiga pembicara terkemuka yaitu Ning Muhim Nailul Ulya (Pengurus
Bidang Dakwah PP Fatayat NU), Ning Nadia Abdurrahman (Pengasuh PP. Fathul Ulum
Kwagean, Kediri), dan Mas Jay Akhmad (Koordinator Sekretariat Nasional
Gusdurian).
Diskusi ini
bertujuan membekali generasi Z (Gen-Z), khususnya para santri, dengan pemahaman
mendalam tentang bagaimana memanfaatkan ruang digital untuk pemberdayaan diri,
mencapai kesetaraan, dan membangun kemandirian dengan fondasi nilai-nilai
keagamaan.
Mas Jay
Akhmad membuka diskusi dengan menyoroti peran internet dalam membentuk
komunitas digital yang menghubungkan individu dengan minat serupa. Ia
menjelaskan bahwa dunia digital mempermudah pembentukan komunitas berbasis
kegiatan positif yang dapat memberdayakan diri dan orang lain.
"Santri
tidak hanya harus jadi konsumen, tapi juga produsen konten kreatif dan
edukatif," tegas Mas Jay, mendorong peserta untuk aktif menciptakan dan
berbagi konten bermanfaat.
Ning Nadia
Abdurrahman menekankan pentingnya kemandirian spiritual sebagai pondasi di
tengah hiruk-pikuk kehidupan digital. Menurutnya, kemandirian sejati adalah
menggantungkan hidup sepenuhnya pada Sang Pencipta dan keimanan.
Ning Nadia
juga membagikan lima tips untuk menjadi kreator konten yang bernilai:
2. Membangun personal branding: Menciptakan kesan baik secara konsisten.
3. Relevan dengan audiens: Memahami apa yang dibutuhkan target audiens.
4. Konten yang menarik: Membuat konten yang mudah dinikmati semua kalangan.
5. Otentik: Menjadi diri sendiri dalam setiap kreasi.
"Kemandirian
adalah keluar dari zona nyaman, tapi butuh bekal ilmu untuk mencapainya,"
pesannya.
Ning Muhim
Nailul Ulya membahas empat pilar kesetaraan yang harus dipahami semua
gender untuk mencapai keadilan: kesetaraan asal-usul penciptaan, dalam ibadah
(ubudiyah), sebagai subjek hukum (mukallaf), serta dalam hak dan kewajiban.
Ia juga
memberikan tips penting mengenai keamanan konten bagi perempuan di ruang
digital:
2. Konten harus bermakna dan bermanfaat.
3. Menghilangkan rasa tidak percaya diri dan fokus pada upaya terbaik.
"Kita
harus pandai membaca situasi, beradaptasi tanpa terbawa arus," pungkas
Ning Muhim.
Diskusi
juga menyentuh strategi kolaboratif untuk menjadi kreator yang bernilai. Mas
Jay Akhmad menyoroti istigomah (konsistensi), inovasi, dan kolaborasi sebagai
kunci keberhasilan. Sementara itu, Ning Muhim menekankan pentingnya
mengutamakan konten yang membangun tanpa mengorbankan kesehatan mental.
Acara
ditutup dengan pesan inspiratif dari para pembicara. Mas Jay Akhmad kembali
mendorong generasi santri untuk aktif menciptakan konten positif, bukan hanya
menjadi konsumen. Ning Nadia Abdurrahman menegaskan bahwa bekal ilmu adalah
kunci utama kemandirian. Terakhir, Ning Muhim mengingatkan pentingnya adaptasi
terhadap perubahan digital yang harus selalu diimbangi dengan keteguhan prinsip
dan nilai.
YouthSpace
#15 ini menjadi bukti nyata bahwa generasi muda memiliki potensi besar untuk
menjadi agen perubahan positif di era digital, dengan berpegang teguh pada ilmu
dan nilai-nilai luhur.