KH. M.A. Sahal Mahfudz Mendapat Penghargaan Lifetime Achievement dari Pesantren Award 2025 yang Diselenggarakan Kemenag RI

KH. Abdul Ghoffar Rozin menerima penghargaan untuk ayahanda KH. M.A. Sahal Mahfudz dari Menteri Agama RI KH. Nasaruddin Umar, dalam Pesantren Award 2025 di Aula H.M. Rasjidi, Kantor Kemenag RI, Thamrin, Jakarta, Senin (20/10/2025). (Foto: Kemenag RI)

KMF.OR.ID — Nama besar KH M.A. Sahal Mahfudz, ulama kharismatik yang dikenal sebagai penggagas Fiqih Sosial, kembali diabadikan dalam sejarah pendidikan Islam nasional. Bersama tujuh tokoh pesantren legendaris lainnya. 


KH. M.A. Sahal Mahfudz merupakan Direktur Perguruan Islam Mathali' ul Falah Kajen, Pati periode 1967- 2014, Rais Aam Syuriah Nahdlatul Ulama periode 1999–2014, Ketua MUI tiga periode mulai dari 2000-2014, mendapat anugerahi Lifetime Achievement Award dalam Malam Anugerah Pesantren Award 2025.

Piagam penghargaan untuk KH. MA. Sahal Mahfudz


Penghargaan ini merupakan perhelatan perdana yang diselenggarakan Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama, sebagai wujud apresiasi mendalam terhadap kiprah panjang pesantren dan para penggeraknya di Tanah Air.


"Dari ketulusan mereka lahirlah keabadian. Mereka bukan hanya guru bagi santri, tapi juga inspirasi bagi kemanusiaan," ujar Ketua Dewan Juri, Alissa Wahid, di Aula H.M. Rasjidi, Kantor Kemenag RI, Jakarta, Senin (20/10/2025). Pujian ini secara khusus ditujukan kepada para penerima Lifetime Achievement, termasuk Almarhum Kiai Sahal Mahfudz, yang telah meninggalkan warisan keilmuan dan pengabdian besar.


Kiai Sahal Mahfudz, pengasuh Pondok Pesantren Maslakul Huda, Kajen, Pati, Jawa Tengah, dikenal luas karena integritas keilmuannya, terutama dalam membawa fiqih keluar dari sebatas teks kitab kuning menjadi panduan dalam merespons isu-isu sosial kontemporer. Pemikirannya ini menjadi salah satu pilar kuat dalam kemandirian dan daya lentur pesantren modern.


Direktur Jenderal Pendidikan Islam, Amien Suyitno, menegaskan bahwa Pesantren Award ini adalah bentuk pengakuan resmi negara atas peran sentral pesantren. “Pesantren Award bukan sekadar ajang penghargaan, tetapi ruang apresiasi bagi dedikasi panjang pesantren dalam mencetak generasi berilmu, berakhlak, dan berdaya saing. Kita ingin dunia pesantren semakin mendapat tempat dalam pembangunan nasional,” kata Amien, yang menyebut proses seleksi telah melewati tahapan panjang sejak Juli 2025.


Selain Kiai Sahal Mahfudz, delapan ulama dan tokoh pesantren lain yang menerima penghargaan seumur hidup itu adalah KH. Achmad Shiddiq, KH. Imam Zarkasyi, KH. Ali Yafie, KH. AR. Fachruddin, KH. Ahmad Azhar Basyir, KH. Ambo Dalle, dan Nyai Hj. Sholihah Wahid.


Pesantren Award 2025 ini terbagi dalam empat kategori utama. Selain Lifetime Achievement, penghargaan juga diberikan untuk kategori Santri Inspiratif, Pesantren Transformatif, dan Kepala Daerah Peduli Pesantren.


Kategori Santri Inspiratif diberikan kepada santri-santri berprestasi yang menunjukkan semangat belajar, inovasi, dan pengabdian tinggi di lingkungan pesantren: Khoirul Adib (Pondok Pesantren Darul Ilmi, Semarang), Qatratun Nadia (Pondok Pesantren Fadlun Minallah, Bantul), Tsuroiyah Hamidah (Pondok Pesantren Sunan Drajat, Lamongan).


Kategori Pesantren Transformatif ditujukan bagi pesantren yang sukses berinovasi dalam bidang pendidikan, sosial, dan pemberdayaan masyarakat: Pondok Pesantren Darul Arqam Muhammadiyah, Garut, Pondok Pesantren Sunan Pandanaran, Sleman, Pondok Pesantren Salafiyah Syafi’iyah, Sukorejo – Situbondo.


Kategori Kepala Daerah Peduli Pesantren terbagi dalam dua subkategori.

Subkategori Dukungan Program Pesantren: Herman Deru (Gubernur Sumatera Selatan), Dyah Kartika Permanasari (Bupati Kendal), Dony Ahmad Munir (Bupati Sumedang), Fathul Fauzy Nurdin (Bupati Bantaeng).


Subkategori Dukungan terhadap Tiga Fungsi Pesantren (Pendidikan, Dakwah, dan Pemberdayaan Masyarakat): Khofifah Indar Parawansa (Gubernur Jawa Timur), Muzakir Manaf (Gubernur Aceh).


Acara yang menjadi bagian dari rangkaian Hari Santri Nasional 2025 ini turut dihadiri Menteri Agama Nasaruddin Umar dan sejumlah tokoh nasional. Penutup acara ditandai dengan peluncuran Gerakan Wakaf Santri Nusantara, sebuah upaya Kemenag untuk menggerakkan ekonomi syariah produktif berbasis pesantren, yang diharapkan memadukan nilai spiritualitas, teknologi, dan kemandirian ekonomi umat.(*)


Sumber: Kemenag RI

Editor: Farida